Profil Desa Lebaksiu Kidul

Ketahui informasi secara rinci Desa Lebaksiu Kidul mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Lebaksiu Kidul

Tentang Kami

Profil Desa Lebaksiu Kidul, pusat perekonomian strategis di Kecamatan Lebaksiu, Tegal. Dikenal luas sebagai basis pengusaha martabak legendaris, desa ini memadukan tradisi agraris dengan dinamika perdagangan dan jasa yang terus berkembang di jalur vital p

  • Pusat Kewirausahaan Martabak

    "Kawah candradimuka" bagi para pengusaha martabak yang sukses dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia, menjadi motor penggerak ekonomi utama bagi warganya.

  • Lokasi Strategis sebagai Gerbang Ekonomi

    Terletak di jalur utama yang menghubungkan Tegal dengan wilayah selatan, menjadikannya area yang dinamis untuk perdagangan, jasa, dan lalu lintas ekonomi.

  • Inovasi Pemerintahan Desa

    Pemerintah desa aktif mendorong kemandirian fiskal melalui inisiatif seperti program Bangun Guna Serah (BGS) untuk optimalisasi aset desa dan peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes).

XM Broker

Terletak di jalur strategis yang ramai, Desa Lebaksiu Kidul tidak hanya sekadar nama dalam peta administrasi Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Desa ini merupakan sebuah episentrum ekonomi dan sosial yang denyutnya terasa hingga ke berbagai penjuru negeri. Dikenal luas sebagai "kampung martabak", Lebaksiu Kidul ialah rahim yang melahirkan ribuan wirausahawan kuliner martabak, yang telah menjadi ikon tak terpisahkan dari Kecamatan Lebaksiu. Dengan perpaduan antara semangat kewirausahaan, potensi agraris dan lokasi yang unggul, desa ini menunjukkan profil sebuah wilayah yang dinamis dan terus beradaptasi dengan tuntutan zaman.

Sejarah dan Asal-Usul Desa

Sejarah Lebaksiu Kidul berkelindan erat dengan asal-usul Kecamatan Lebaksiu itu sendiri. Nama "Kidul" yang dalam bahasa Jawa berarti "Selatan" secara geografis membedakannya dengan desa tetangganya, Lebaksiu Lor (Utara). Namun narasi yang paling melegenda dan membentuk identitas desa ini ialah kisah Tuan Abdullah, seorang perantau dari India yang menetap di Lebaksiu Kidul pada era 1930-an.

Menurut cerita yang diwariskan turun-temurun, Tuan Abdullah inilah yang memperkenalkan dan memodifikasi penganan moortaba atau mutabbaq dari tanah kelahirannya menjadi martabak telur yang kita kenal sekarang. Resep ini kemudian diajarkan kepada warga lokal, yang dengan keuletannya berhasil mengembangkan dan menyebarkan bisnis ini ke seluruh Indonesia. Makam Tuan Haji Abdullah yang berada di Desa Lebaksiu Kidul hingga kini masih dihormati, dan para pengusaha martabak asal Lebaksiu sering mengadakan acara haul untuk mengenang jasanya, memperkuat ikatan sejarah dan budaya desa dengan ikon kuliner tersebut.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Lebaksiu Kidul secara administratif berada di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya sangat strategis, berada di lintasan jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Tegal dengan Purwokerto, menjadikannya sebagai gerbang selatan bagi pusat ekonomi di sekitarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, Desa Lebaksiu Kidul merupakan desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Lebaksiu, mencakup area sekitar 4,34 km². Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Lebaksiu Lor.

  • Sebelah Timur: Dibatasi oleh aliran Sungai Gung, yang juga menjadi penanda batas dengan wilayah Kecamatan Pangkah.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Jatinegara.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Pagerbarang.

Menurut data kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tegal untuk tahun 2023, jumlah penduduk Desa Lebaksiu Kidul tercatat sebanyak 7.670 jiwa, terdiri dari 3.884 penduduk laki-laki dan 3.786 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.767 jiwa per km². Angka ini menunjukkan kepadatan yang relatif moderat untuk sebuah desa yang memiliki peran ekonomi signifikan, memberikan ruang untuk pengembangan di masa depan.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Lebaksiu Kidul, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa, menjalankan roda administrasi dan pembangunan dengan cukup dinamis. Berdasarkan informasi dari situs resmi desa, struktur pemerintahan didukung oleh perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi) yang membidangi urusan pemerintahan, kesejahteraan, pelayanan, keuangan, dan perencanaan. Di bawah kepemimpinan Bapak Ahrodin, pemerintah desa menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi informasi untuk pelayanan publik dan penyebaran informasi desa.

Salah satu inisiatif terbaru yang menonjol yaitu upaya peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui skema Bangun Guna Serah (BGS). Pada pertengahan tahun 2025, Pemerintah Desa Lebaksiu Kidul aktif memproses permohonan BGS atas tanah kas desa dengan pihak swasta. Langkah ini dipandang sebagai terobosan strategis untuk mewujudkan kemandirian fiskal desa, sehingga tidak hanya bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat maupun daerah. Inisiatif semacam ini mencerminkan visi progresif dalam pengelolaan aset desa untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Motor Penggerak Ekonomi: Dari Martabak Hingga Perdagangan

Perekonomian Desa Lebaksiu Kidul memiliki ciri khas yang kuat, ditopang oleh semangat kewirausahaan warganya. Sektor yang paling dominan dan menjadi identitas utama ialah industri kuliner martabak. Bukan hanya sebagai pedagang, banyak warga Lebaksiu Kidul yang menjadi juragan atau pemilik gerai martabak yang mempekerjakan sanak saudara dan tetangganya, menciptakan efek ganda ekonomi yang luar biasa. Diaspora pengusaha martabak ini tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Keberhasilan mereka tidak hanya mengangkat taraf hidup keluarga, tetapi juga menyumbang pada pembangunan desa melalui investasi properti dan remitansi.

Selain martabak, sektor perdagangan dan jasa juga tumbuh subur berkat lokasi desa yang strategis di jalur utama. Berbagai macam toko, warung makan, bengkel, dan penyedia jasa lainnya berjajar di sepanjang jalan utama, melayani kebutuhan warga lokal maupun para pelintas. Keberadaan pabrik sepatu di wilayah desa juga menyerap tenaga kerja lokal, meskipun sempat diwarnai isu sengketa lahan yang menunjukkan dinamika investasi di tingkat desa.

Meskipun terkenal dengan ekonominya yang berbasis perdagangan dan jasa, sektor agraris tetap menjadi bagian dari lanskap ekonomi Lebaksiu Kidul. Sebagian warganya masih menggantungkan hidup dari pertanian, mengolah lahan sawah yang ada di wilayah desa. Sinergi antara sektor agraris, industri rumahan, dan perdagangan menciptakan struktur ekonomi yang tangguh dan berlapis. Pemerintah desa juga turut mendorong ekonomi lokal melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Sekar Sitanjung, yang mulai merambah unit usaha di bidang peternakan.

Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan

Sebagai desa yang berkembang, Lebaksiu Kidul memiliki fasilitas infrastruktur dasar yang cukup memadai. Akses jalan utama berstatus jalan provinsi dalam kondisi baik dan menjadi urat nadi transportasi. Jalan-jalan lingkungan di dalam desa juga terus mendapatkan perhatian untuk perbaikan dan pemeliharaan. Jaringan listrik telah menjangkau sebagian besar rumah tangga, dan akses terhadap layanan telekomunikasi terbilang lancar.

Di bidang pendidikan, terdapat beberapa lembaga pendidikan dasar hingga menengah yang melayani kebutuhan warga. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lebaksiu Kidul menjadi salah satu pusat pendidikan utama bagi anak-anak di desa ini. Ketersediaan fasilitas pendidikan ini menjadi faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia setempat.

Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan primer seperti Posyandu yang aktif setiap bulannya serta Puskesmas Pembantu atau layanan kesehatan terdekat di pusat kecamatan. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM), Desa Lebaksiu Kidul berstatus "Maju", yang mengindikasikan bahwa dimensi ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi sudah berada pada level yang baik, meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan, seperti peningkatan jumlah tenaga kesehatan dan cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional (BPJS).

Potensi dan Tantangan Pembangunan Masa Depan

Desa Lebaksiu Kidul menyimpan potensi besar untuk melangkah lebih jauh menuju status desa mandiri. Potensi utamanya terletak pada sumber daya manusia yang memiliki etos kerja dan jiwa wirausaha yang tinggi, khususnya di bidang kuliner. Merek "Martabak Lebaksiu" merupakan aset tak ternilai yang dapat terus dikembangkan, misalnya melalui branding yang lebih terstruktur, standarisasi, atau bahkan pengembangan produk turunan.

Lokasi geografis yang sangat strategis di jalur ekonomi vital menjadi modal kuat untuk pengembangan sektor perdagangan dan jasa yang lebih modern. Inovasi pemerintah desa dalam mengoptimalkan aset melalui skema BGS juga membuka peluang investasi baru yang dapat meningkatkan PADes secara signifikan. Peningkatan PADes ini selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai program-program pembangunan yang lebih ambisius, seperti perbaikan infrastruktur penunjang ekonomi dan peningkatan kualitas layanan publik.

Namun, di tengah potensi tersebut, terdapat pula sejumlah tantangan. Regenerasi pengusaha martabak menjadi salah satu isu penting; bagaimana memastikan semangat dan keahlian ini terus diwariskan kepada generasi muda di tengah gempuran pilihan karier yang lebih beragam. Tantangan lainnya yaitu pengelolaan tata ruang seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan investasi, agar tidak menimbulkan konflik sosial atau masalah lingkungan di kemudian hari. Selain itu, peningkatan kapasitas aparatur desa dan BUMDes menjadi kunci untuk memastikan setiap potensi dapat dikelola secara profesional dan berkelanjutan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Desa Lebaksiu Kidul.